KELOMPOK 3
Sekolah : PAUD NURMALA
Lokasi
: JL. K.L Yos Sudarso LK. 14C Kelurahan
Glugur ,
Kecamatan Medan Barat
Kecamatan Medan Barat
Tujuan
pemilihan PAUD : Lokasi yang dekat dengan rumah
Jumlah
siswa : 25 orang
Usia
siswa : 2-6 tahun
Konsep
Pengajaran : Bermain sambil Belajar
Tujuan
Pengajaran : Memberi kesempatan kepada siswa untuk
aktif dan kreatif
Alokasi
Waktu : 120 menit
Rincian
Kegiatan
} Observasi : 9 April 2012
} Perencanaan
Konsep I : 10 April 2012
} Perencanaan
Konsep II : 18 April 2012
} Proses
Microteaching : 19 April 2012
} Posting
Blog : 30 April
2012
I.
Tinjauan
/ Observasi
Sebelum
melaksanakan microteaching, kami
melakukan observasi terlebih dahulu pada tanggal 9 April 2012 kemudian melakukan
diskusi dengan para pendidik untuk mengetahui bentuk pembelajaran yang
dibutuhkan sehingga kami dapat merancang konsep pembelajaran. Setelah
berdiskusi dengan para pendidik, mereka menginginkan “Budaya Indonesia” menjadi salah satu tema pengajaran kami.
II. Latar Belakang pemilihan Konsep
II. Latar Belakang pemilihan Konsep
Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) adalah salah satu bentuk jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pada usia sejak lahir sampai 6 tahun, anak-anak diberikan pengenalan lingkungan
dengan metode bermain yang bisa merangsang pertumbuhan secara kognitif maupun
motorik. Bermain sangat penting bagi anak-anak karena itu adalah kegiatannya.
Anak mendapat bermacam-macam pengetahuan dari bermain, contohnya bermain Puzzle
yang dapat merangsang otak, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih
penalaran, pengetahuan akan warna dan bentuk.
Namun saat ini banyak sekali
fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan terutama di Indonesia. Seiringnya
majunya perkembangan zaman, individu semakin bersaing dengan satu dan yang
lainnya sampai-sampai membuat manusia terus berusaha menjadi yang
terdepan. Salah satu fenomena yang terjadi adalah para pendidik zaman
sekarang berusaha menekankan anak-anak didik untuk menerima materi yang
bersifat akademis .Sebetulnya memberikan pendidikan atau pengetahuan tambahan
kepada anak-anak tidaklah menjadi sebuah masalah. Tapi hal itu akan menjadi
sebuah masalah ketika pemberian pendidikan melebihi perkembangan dan kesiapan
mental anak, dimana ada sebuah kasus anak balita diberikan pendidikan yang
setara dengan pendidikan anak remaja. Berdasarkan fenomena tersebut, muncullah
gagasan kita untuk lebih menekankan komponen bermain (komponen penting pada
anak usia dini) dalam suatu pembelajaran namun tetap terarah dalam mendapatkan
bekal untuk pengembangan diri selanjutnya. Konsep microteaching kami sesuai dengan tujuan PAUD yaitu “Bermain
sambil belajar”. Anak didik dibiarkan berkreasi dan aktif serta mandiri (Student Centered) dalam meraih pengetahuan dalam cara yang
menyenangkan dimana prinsip pedagogis juga menerapkan bahwa domain kognitif dan
afektif tidak bisa berada dalam suasana atau kondisi yang kering. Prinsip
itu menyiratkan bahwa proses pedagogis harus terstruktur berdasarkan kesatuan
dan hubungan antara kondisi manusia. Kami menyelaraskan antara pengenalan akan
pengetahuan dengan kondisi yang mereka inginkan.
Semua aktivitas pembelajaran
yang berhubungan dengan bermain kami angkat namun ada konteks / latar belakang
yang difokuskan adalah “Kebudayaan Indonesia”. Hal ini bertujuan supaya
anak-anak lebih mengenal dan mencintai tanah airnya sendiri serta melestarikan
kebudayaan-kebudayaan yang ditinggalkan oleh para nenek moyang (Hal ini juga
disesuaikan dengan keinginan para pendidik)
III. Landasan Teori
II
Metode pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berpusat pada anak
memberikan kesempatan dan kebebasan pada anak untuk mengemukakan pemikirannya, mereka
mengemukakan pemikirannya sendiri dan mengidentifikasikannya kegiatannyya.
Segala sesuatu yang munculnya dari diri anak dikemangkan menjadi sebuah
kurikulum. Aspek yang terpenting dalam metode yang berdasarkan permainan adalah
kebebasan anak dalam bermain.
Secara khusus proses pembelajaran pada anak usia dini haruslah didasarkan
prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini, yaitu : (1) Proses kegiatan
belajar pada anak usia dini harus dilaksanakan berdasarkan prinsip belajar
melalui bermain; (2) Proses kegiatan anak usia dini dilaksanakan dalam
lingkungan yang kondusif dan inovatis baik di dalam ruangan ataupun di luar
ruangan; (3) Proses kegiatan belajar anak usia dini dilaksanakan dengan
pendekatan tematik dan terpadu; (4) Proses kegiatan belajar anak usia dini
haruslah diarahkan pada pengembangan potensi kecerdasan secara menyeluruh dan
terpadu.
Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak
bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan (Mayesty, 1990: 196-197, dalam
Sujiono, Yuliani). Piaget dalam Mayesty (1990:42) mengatakan bahwa bermain
adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan
bagi diri seseorang; sedangkan Parten dalam Dockett dan Fleer (2000:14)
memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui
bermain dapat memberi kesepakatan anak bereksplorasi, menemukan, mengekpresikan
perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu, kegiatan
bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa ia
hidup serta lingkungan tempat dimana ia hidup.
Pada dasarnya, tujuan utama bermain adalah memelihara perkembangan dan
pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan bermain yang kreatif,
interaktif dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak. Semua anak usia
dini memiliki potensi kreatif tetapi perkembangan kreativitas sangat individual
dan bervariasi antar anak satu dengan anak lainnya (Catron dan Allen, 1999:
163).
Elkonin dalam Catron dan Allen (1999:1633) menggambarkan empat prinsip bermain,
yaitu:
(1) dalam bermain anak
mengembangkan system untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam rangka
mencapai tujuan yang lebih kompleks; (2) kemampuan untuk menempatkan perspektif
orang lain melalui aturan-aturan dan menegosiasikan aturan bermain; (3) anak
mengembangkan replica untuk menggantikan objek nyata, lalu mereka menggunakan
objek baru yang berbeda. Kemampuan menggunakan symbol termasuk kedalam
perkembangan berpikir abstrak dan imajinasi; (4) kehati-hatian dalam bermain
mungkin terjadi, karena anak perlu mengikuti aturan permainan yang ditentukan
bersama teman mainnya.
Fungsi bermain antara lain: (1) dapat memperkuat dan mengembangkan otot dan
koordinasinya melalui gerak, melatih motorik halus, motorik kasar, dan
keseimbangan, karena ketika bermain fisik anak juga belajar memahami bagaimana
kerja tubuhnya; (2) dapat menggembangkan keterampilan emosinya, rasa percaya
diri pada orang lain, kamndirian dan keberanian untuk berinisiatif, karena saat
bermain anak sering bermain pura-pura menjadi orang lain, binatang, atau
karakter orang lain. Anak juga belajar melihat dari sisi orang lain(empati);
(3) dapat mengembangkan kemampua kemampuan intelektualnya, karena melalui
bermain anak seringkali melakukan ekplorasi terhadap segala sesuatu yang ada
dilingkungan sekitarnya sebagai wujud dari rasa keingintahuannya; (4) dapat
mengembangkan kemandiriannya dan memnjadi dirinya sendiri, karena melalui
bermain anak selallu bertanya, meneliti lingkungan, belajar mengambil
keputusan, berlatih peran social sehingga anak menyadari kemampuan dan
kelebihannya.
Cosby dan Sawyer (1995:85) menyatakan bahwa permainan secara langsung
memengaruhi seluruh area perkembangan anak dengan memberikan kesempatan bagi
anak untuk belajar tentang dirinya, orang lain dan lingkunngannya. Permainan
memberikan anak-anak kebebasan untuk berimajinasi, menggali potensi diri/bakat
dan untuk berkreativitas. Motivasi bermain anak-anak muncul dari dalam diri
mereka sendiri: mereka bermain untuk menikmati aktivitas mereka, untuk
merasakan bahwa mereka mampu, dan untuk menyempurnakan apa yang telah ia dapat
baik yang telah mereka ketahui sebelumnya juga hal-hal yang baru.
Adapun jenis permainan yang dikembangkan di dalam program pembelajaran anak
usia dini dapat digolongkan ke dalam berbagai jenis permainan seperti yang
dikemukakan oleh Jefree, Conkey dan Hewson (2002: 15-21), yakni permainan
eksploratif (exploratory play),
permainan dinamis (energetic play),
permainan dengan keterampilan (skillful
play), permainan social (social play),
permainan imajinatif (imaginative play),
dan permainan teka-teki (puzzle-it-out play).
Keenam penggolongan tersebut pada dasarnya saling terintegrasi satu dengan
lainnya, sehingga dalam penerapannya mungkin saja salah satu permainan dapat
mengembangkan jenis permainan lainnya. Dari keterpaduan di antara permainan
tersebut maka akan menjadi daya tarik tersendiri bagi anak saat melakukan
permainan tersebut.
IV.
PELAKSANAAN
MICROTEACHING
Pada
tanggal 20 April 2012 , kami bergerak ke TPA Nurmala dengan tujuan untuk
melakukan micro teaching :
Jam
08:00- 08:30 : Melakukan Senam dan doa pagi serta
perkenalanKegiatan ini adalah kegiatan rutin yang
dilakukan oleh anak murid di PAUD NURMALA, anak-anak dibiarkan untuk melakukan
senam pagi bersama dengan bantuan media televisi.
Kegiatan
dilanjutkan dengan melakukan doa bersama anak-anak yang dipimpin oleh ibu guru.
Perkenalan anak-anak dilakukan setelah doa bersama selesai.
Jam
08:30-08.50 : Bermain kerak lilin
-
Alat dan bahan : 3 buah kerak
lilin.
-
Instruksi : Anak-anak
dikelompokkan dalam 3 kelompok untuk berlomba menciptakan suatu karya bebas
yang terbuat dari kerak lilin. Masing-masing kelompok dibimbing oleh 1
instruktur. Hasil akhir dinilai dari
karya yang terbaik.
- Tujuan :
Merangsang kreativitas anak sekaligus membangun kemampuan anak untuk bekerja
sama dalam tim (teamwork).
Jam
08:50-09:05 : Cerita legenda dan role-playing
Alat dan bahan : Satu buku
kumpulan cerita Tanah Karo
Instruksi : Anak-anak diajak duduk membentuk lingkaran dan mendengar cerita yang
disampaikan oleh instruktur micro teaching
kemudian anak-anak diajak untuk melakukan role-play dari tokoh-tokoh
yang ada dalam cerita. Anak-anak bebas memilih
tokoh yang akan dirole-play.
Tujuan : Meningkatkan kemampuan pemahaman
bahasa anak, mnenambah pengetahuan anak tentang peran tokoh dalam cerita,
mendorong anak untuk lebih aktif berinteraksi, mengajarkan moral dan
memperkenalkan budaya Indonesia
Jam
09:05-09:20 : melakukan permainan
loncat menyebutkan nama buah dan gobak sodor
1. Gobak
sodor
Alat
dan bahan : (hanya memerlukan lapangan yang
luas)
Instruksi : Anak-anak dibentuk menjadi 2
kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 12 orang dan membentuk
barisan panjang. Setiap kelompok memiliki pemimpin. pemimpin kelompok berusaha
menangkap atau menyentuh anggota kelompok lain yang berada di ujung barisan
untuk masuk ke kelompoknya. Kelompok yang memiliki barisan terpanjang ditetapkan
menjadi pemenang.
Tujuan : Untuk melatih kerjasama
dalam tim, melatih kepemimpinan, mengasah kemampuan otak, mengasah kemampuan
untuk menganalisa dan mencari strategi yang tepat untuk menentukan keputusan
dalam melangkah, meningkatkan kekuatan dan ketangkasan.
2. Loncat
Buah
Alat
dan bahan : -- (hanya memerlukan lapangan yang luas)
Instruksi : Permainan ini melibatkan 2 pihak,
yaitu pihak penjaga, dan pihak yang meloncat. Pihak penjaga terdiri dari 2
orang, sedangkan pihak yang meloncat terdiri dari anak-anak selain anak-anak di
pihak penjaga. Kedua anak pihak penjaga harus jongkok sambil bergandengan
tangan untuk membentuk “pagar”. Anak-anak bergantian meloncat melangkahi
“pagar” penjaga sambil menyebutkan satu
nama buah. Anak-anak yang menyentuh pagar penjaga sewaktu melompat akan
menggantikan anak yang tersentuh sebagai penjaga.
Tujuan : Meningkatkan kemampuan otak anak
untuk cepat memberi respons, melatih gerak motorik anak dan melatih kemampuan
dalam mengingat serta menambah pengetahuan akan jenis-jenis buah (salah
satunya)
Jam
09:20 istirahat
Jam
09: 25-09:50 : Mewarnai
Alat
dan Bahan : 6 buah buku gambar, crayon
Instruksi :
Anak-anak dibentuk kelompok menjadi 3, setiap kelompok diberikan seorang mentor untuk memperhatikan
hasil kerja dari anak-anak didik dan diberikan waktu 20 menit untuk menyelesaikannya.
Anak-anak dibentuk kelompok menjadi 3, setiap kelompok diberikan seorang mentor untuk memperhatikan
hasil kerja dari anak-anak didik dan diberikan waktu 20 menit untuk menyelesaikannya.
Tujuan :
Kemampuan koordinasi antara mata dan tangan, membantu dalam pengenalan warna, melatih penalaran dan
kreativitas anak , melatih anak mengenal detail suatu objek sehingga dapat mewarnai tanpa lewat garis dari
suatu objek, meningkatkan konsentrasi, mengembangkan ketrampilan motorik baik secara halus melalui
gerakan-gerakan jari tangan maupun kasar melalui gerakan lengan.
Kemampuan koordinasi antara mata dan tangan, membantu dalam pengenalan warna, melatih penalaran dan
kreativitas anak , melatih anak mengenal detail suatu objek sehingga dapat mewarnai tanpa lewat garis dari
suatu objek, meningkatkan konsentrasi, mengembangkan ketrampilan motorik baik secara halus melalui
gerakan-gerakan jari tangan maupun kasar melalui gerakan lengan.
Jam
09: 50- 10:00 : Penutup
Pembagian reward, acara foto serta berrnyanyi bersama dengan para guru dan siswa PAUD NURMALA.
Pembagian reward, acara foto serta berrnyanyi bersama dengan para guru dan siswa PAUD NURMALA.
V. HASIL PELAKSANAAN
Tujuan
dari kegiatan micro teaching , yaitu
memperkenalkan dan menambah pengetahuan anak-anak
mengenai kebudayaan Indonesia
melalui prinsip belajar sambil bermain. Melalui kegiatan micro teaching
ini
anak-anak mendapatkan pengetahuan mengenai permainan tradisional Indonesia
(gobak sodor, loncat buah), berkreasi dengan plastisin (kerak lilin),
menyanyikan lagu daerah indonesia (bungong jeumpa, dan suwe ora jamu), dan
kegiatan bermain peran dalam suatu cerita serta mewarnai. Kegiatan
micro teaching ini lebih menantang kelompok untuk dapat melakukan tugas sebaik mungkin,selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu,
kami juga bertanggung jawab terhadap kegiatan mengajar pada anak-anak. Tanggung
jawab itu berupa bagaimana kami dapat menstransformasikan ilmu/bahan ajar kepada
anak-anak dalam bentuk yang lebih menyenangkan.Tentunya dengan menerapkan
teori-teori paedagogi dan prinsip belajar pada anak prasekolah.Setelah
melakukan kunjungan ke lapangan, kegiatan micro
teaching dapat berjalan lancar, walau ada kendala disana sini sehingga
mengharuskan kami melakukan improvisasi pada saat mengajar, namun semua bahan
ajar yang sudah dikonsepkan untuk ditransferkan pada anak didik dapat
tersampaikan dengan baik. Seperti pada kegiatan mendongeng (Legenda dari Tanah
Karo), anak mendengarkan dongeng yang disampaikan dengan baik, itu tampak
ketika kami mengadakan evaluasi, mereka mampu mereview dongeng yang telah
disampaikan. Selain itu, pada saat kegiatan bermain dengan plastisin (kerak
lilin), kami membagi anak menjadi beberapa kelompok, dengan tujuan agar bisa
melakukan adaptasi dan bersosialisasi dengan teman –teman mereka. Namun kami
menemukan ada beberapa anak yang hanya bermain sendiri, dimana mereka belum mau
membagi plastisin yang ia punya kepada temannya. Tapi kegiatan ini lebih terstruktur,
dikarenakan pada setiap kelompok, mempunyai satu mentor (salah satu dari kami)
yang mengarahkan peserta didik, dan kegiatan ini juga berjalan dengan lancar.
Setelah itu sebelum peserta didik diajak untuk mewarnai (kegiatan terkahir),
kami terlebih dahulu bermain tebak-tebakan lagu daerah dan bernyanyi bersama,
sehingga para peserta didik tidak bosan. Dan yang terakhir adalah kegiatan
mewarnai, kegiatan ini ditanggapi dengan cukup antusias oleh peserta didik,
mereka semangat mewarnai dan mulai saling berbagi cat/pencil warna dan crayon.
Kemudian diakhir kegiatan kami membagikan reward kepada peserta didik dan
menutup kegiatan pada hari tersebut dengan bernyanyi bersama. Kegiatan micro
teaching berjalan cukup baik dan terstruktur sesuai dengan konsep yang telah
disiapkan. Kegiatan
micro teaching ini memberikan
pengalaman dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi anggota kelompok.
Konsep-konsep pedagogi yang dipelajari selama ini tidak hanya tertimbun dalam
otak sebagai teori, Namun dipraktekkan secara langsung yang membuat kami memiliki kesempatan belajar bersama,
meningkatkan kemampuan pemilihan metode mengajar, meningkatkan rasa percaya
diri dan meningkatkan ketrampilan mengajar serta dapat melakukan feedback
dengan para pengajar yang professional untuk menjadi suatu landasan bagi kami
yang ingin menjadi pendidik professional di masa depan . Proses mendidik anak
tidak semudah yang tertera dalam buku. Kesuksesan dalam mendidik anak tidak
hanya dapat diukur berdasarkan tingkat pendidikan guru, namun juga memerlukan
ketrampilan berkomunikasi, komitmen,kesabaran, dan kasih sayang dan masih
banyak lagi. Dari pengalaman yang diperoleh kali ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai metode pendidikan anak usia dini.
VI. Evaluasi Kelompok
1. Pelaksanaan
micro teaching berjalan dengan sangat baik. Sekitar kira-kira 80% pelaksanaan
di lapangan sesuai dengan perencanaan yang telah kami susun sedemikian rupa.
2. Adanya masalah salah satunya
dalam hal dokumentasi (video) sehingga beberapa proses pengajaran tidak dapat direkam.
3. Kami sedikit mengalami kesulitan saat proses pengajaran, karena adanya
perbedaan usia anak didik, sehingga banyak improvisasi saat mengajar.
VII. KALKULASI BIAYA
No
|
Rincian Pengeluaran
|
Jumlah
|
Biaya yang dikeluarkan
|
1
|
Buku gambar
|
6 buah
|
Rp 12.000,-
|
2
|
Plastisin
|
3 buah
|
Rp 16.500,-
|
3
|
Choki-choki
|
1 kotak
|
Rp 13.000,-
|
VIII.
ALAT
YANG DIGUNAKAN
o
Kamera
o
Alat
tulis
o
Handycam
media Audiovisual :
DAFTAR PUSTAKA ;
Sujiono, Yuliani Nurani.2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta :PT.INDEKS
Danim, Sudarwan.2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi.
Bandung : Alfabeta
Testimoni mengenai MICROTEACHING :
Bandung : Alfabeta
Testimoni mengenai MICROTEACHING :
Sri
Rizki Amanda(10-107)
Menurut saya sangat menyenangkan
melaksankan tugas micro teaching. Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan,
bagaimana menghadapi anak - anak, mendiamkan mereka agar mau mendengarkan
arahan - arahan saya. micro teaching ini juga menambah pengetahuan saya, selain
pengetahuan dimana penerapan prinsip paedagogi juga pengetahuan pertama saya
naik angkot ,menuju TK, tempat saya melakukan micro teaching. Walau ada kendala
sana- sini,perbedaan pendapat, namun sejauh ini masih dapat saya dan kelompok
hadapi, semua ini adalah proses. Proses pembelajaran.
Irene
Anastasya (10-041)
Selama proses microteaching, saya merasa
sangat antusias. Hal-hal yang membuat saya menjadi antusias adalah mendapatkan
pengalaman baru dalam mempraktikkan Pengelolaan kelas. Saya dapat belajar
bagaimana cara untuk menentukan konsep suatu materi yang akan disampaikan,
interaksi dengan anak-anak serta mendapatkan masukan dari guru-guru lainnya
tentang pengelolaan kelas yang baik. Sistem microteaching adalah suatu
cara mempraktikkan pengajaran dengan situasi yang lebih nyata untuk menjadi
suatu landasan bagi calon guru. Jadi sistem ini sangat berguna bagi saya
apabila saya ingin menjadi seorang guru yang professional di kemudian hari.
Wienny D (10-032)
Dalam pengerjaan tugas ini, tetap tidak luput dari masalah. Memerlukan waktu
khusus, persiapan yang rumit. Masalah bukan hanya pada persiapan, juga dalam
pelaksanaan, hingga laporan. kegiatan micro-teaching ini sangat mengandalkan
team work selain kerja keras individual. Namun secara keseluruhan , memberi
pengalaman yang bermanfaat.
Fatimah
Lubis 10-050
Menurut saya pengalaman micro teaching, sangat menyenangkan. karena mendapat
penggalaman yang baru. Disana kita melakukan apa yang kita konsep biar pun
tidak berjalan dengan lancar. Kami disana membuat dokumentasi berupa vidio dan
poto bareng anak-anak. sebelum kami turun kelapangan kami melakukan diskusi
yang memiliki perbedaan pendapat. Biarpun terjadi perbedaan pendapat tapi
menemukan jalan yang baik untuk konsep kami.
Nurul
Mukhlisah 10-117
Saya sangat senang bisa melakukan micro
teaching kepada anak TK Nurmala. Saya mendapatkan banyak pengelaman disini.
Sangat senang melihat anak-anak tersebut antusias menyambut kami. Agak lucu juga
dipanggil ‘ibu’, bukannya ‘kakak’. Tapi tidak apa-apa asalkan panggilan itu
dapat membuat kami lebih dekat dengan mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai. Banyak juga kendala yang tak terduga terjadi. Seperti kamera yang
tidak bisa dipakai, sehingga merekamnya dengan handphone. Tapi yang pasti kami
berusaha melakukan yang terbaik.
Rocky
Sihite 10-124
Dalam proses micro-teaching ini, saya merasa senang, walaupun dalam proses
pengerjaannya banyak masalah yang kami hadapai. Saya juga mendapat banyak
pengalaman baru disini dan bermanfaat disini. Dari pengalaman mengerjakan suatu
tugas dengan mengandalkan team work, sampai mengajar anak-anak TK. Walaupun
tidak berjalan dengan lancar, tapi kami akhirnya mampu menyelesaikannya dengan
usaha yang terbaik.
Menurut saya, kelompok cukup bagus dalam menjalankan program micro teaching-nya.. dalam hal ini kelompok berusaha membuat peserta didik menjadi aktif dan kreatif. Kelompok memperkenalkan cara belajar yang fun , yaitu belajar sambil bermain.. jadi, banyak PAUD yang ada di Medan sudah lebih ke teacher-centered, pendidik sekarang kurang melihat dari sisi muridnya dimana pada usia ini, mereka senang dengan bermain. Kelompok menyediakan permaianan yang edukatif bagi peserta didik agar mereka lebih semangat dan aktif dalam proses pembelajarn. Kosenp belajar sambil bermain memang terbukti bermanfaat dan berguna untuk anak - anak TK..
ReplyDeleteOverall good job..^^
ya, terima kasih atas komentarnya weillun. Kami menerapkan konsep ini juga berdasarkan dasar pembelajaran pendidikan anak usia dini kita pada semester 3 dimana selain perkembangan kognitif , kita juga memperhatikan perkembangan motoriknya .. kemudian menyesuaikan dengan kondisi si anak yang menginginkan pembelajaran terasa lebih menyenangkan..
DeleteSama seperti komentar yang saya berikan kepada Wieny. Laporan micro teaching di blog Irene sedikit kurang rapi. Ada font yang berbeda. Namun secara keseluruhan, laporan pelaksanaan micro teaching kelompok kalian sudah baik dan detail. Saya bisa membayangkan setiap tahap dan proses yang kalian lakukan di PAUD NURMALA tersebut. Tema yang diangkat juga sangat menarik ^^ Namun ada yang mau saya tanyakan, ketika kalian mendongeng dan anak diminta melakukan roleplay, apakah tidak ada terjadi kesulitan? Mengingat bahwa pasti setiap anak ingin unjuk diri. Bagaimana cara kalian mengatasi hal ini? Terima kasih ^^
ReplyDeleteya, lily. memang kami akui ad font dalam blog yang kurang rapi. terima kasih, akan kami perbaiki ;).
ReplyDeleteanak-anak disana cukup baik dalam mendengarkan instruksi sehingga kiami tidak terlalu mengalami kesulitan cuma pada awalnya saat memilih mereka menjadi pemainnya. :)
makasi lily..
woow... banyak sekali permainan yang dibuat untuk peserta didiknya... :D kerennnn..
ReplyDeletepeserta didik diajak untuk Bermain sambil Belajar.
Sebaliknya, para pendidiknya juga Belajar sambil Bermain..
hahahaha
aku tertarik dengan beberapa jenis permainan yang diaplikasikan kelompok.
"Adapun jenis permainan yang dikembangkan di dalam program pembelajaran anak usia dini dapat digolongkan ke dalam berbagai jenis permainan seperti yang dikemukakan oleh Jefree, Conkey dan Hewson (2002: 15-21), yakni permainan eksploratif (exploratory play), permainan dinamis (energetic play), permainan dengan keterampilan (skillful play), permainan social (social play), permainan imajinatif (imaginative play), dan permainan teka-teki (puzzle-it-out play)."
Menurut kelompok, kira-kira permainan Kerak Lilin itu termasuk jenis permainan yang mana sesuai dengan teori itu ya? :D
LUAR BIASA!
Kalau menurut kami itu gabungan ya dari jenis permainan yang sudah dikemukakan ya.
ReplyDeleteanak-anak dapat dapat berimajinasi dan bereksplor dengan kerak lilin saat ingin membentuk suatu benda, hal ini juga pastinya otomatis akan meningkatkan ketrampilannya dalam berkarya. :D
thx johan
Bagus! konsep kelompok irene sama kelompok kami hampir-hampir mirip rupanya. Hahaha
ReplyDeleteDari segi penampilan, sepertinya agak berantakan ya? Mungkin kurang diperhatikan atau gimana. heheheh...
hahaha. iya de, agak kurang memperhatikan ..
ReplyDeleteterima kasih atas komennya, kami akan memperbaikinya. :)