Sunday, September 29, 2013

Pengkondisian berpenguat Skinner



Karya skinner dimulai dengan analisis  perbedaan antara perilaku refleks dan perilaku lainnya dan kemudian lahir prinsip pengkondisian berpenguat. Dia kemudian mengalihkan perhatiannya pada latar belakang sekolah dengan mengembangkan mesin pengajaran dan teknologi pengajaran di kelas.
Dan pada tahun 1980an skinner terus mngaplikasikan konsepnya ke berbagai isu. Skinner percaya  bahwa teori tidak boleh digunakan sebgai kerangka untuk riset karena teorema hanya menciptakan dunia artificial dengan menjelaskan  satu pernyataan dengan istilah yang lain. 


 Definisi Belajar
          Skinner mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku. Belajar bukan melakukan melainkan mengubah apa yang kita lakukan, misalnya anak kecil mungkin melihat satu keranjang berisi apel dan satu keranjang degan 10 apel kemudian mengatakan bahwa keranjang yang berisi 10 apel lebih banyak namun seiringnya waktu, anak juga akan belajar menghitung untuk mengidentifikasi jumllah spesifik dalam setiap kelompok dan menunjukkan selisih dari keduanya. Skinner mengidentifikasi riset thorndike sebagai basis untuk memahami perubahan perilaku. Dalam riset thorndike, hewan berusaha lolos dari hambatan untuk mendapatkan makanan. Ketika hewan dikurung lagi, ia mengulangi perilaku yang baru ditemukan. Riset ini menunjukkan bahwa konsep seperti tujuan, niat dan ekspetansi tidak dibutuhkan untuk menjelaskan perilaku masa depan melainkan stimulus diskriminatif, prinsip essensial dan penguatan dan kategori penguatan.
          Thorndike telah mengidentifikasikan tiga komponen penting dari perubahan perilaku yaitu (a) kesempatan dimana perilaku itu terjadi ; (b) perilaku itu terjadi ; (c) konsekuensi dari perilaku à respons sering diberikan pada lingkungan untuk menghasilkan jenis konsekuensi yang berbeda dan konsekuensi tertentu menimbulkan adanya pengulangan respons. Skinner menamakan respons ini sebagai penguat.
          Salah satu kekurangan dalam analisis thorndike adalah adanya konsekuensi yang menyebabkan peningkatan perilaku itu sebagai imbalan dimana itu mengaplikasikan ganjaran untuk sesuatu yang dilakukan atau kompensasi yang mengganti pengorbanan tertentu. Skinner mengganti istilah imbalan itu dengan istilah konsekuensi yang menguatkan dan penguatan (reinforcement) & mednefinisikannya dalam makna kaitannya denga perilaku. Secara khusus, penguatan adalah setiap konsekuensi behavioral yang memperkuat perilaku yaitu penguat meningkatkan respons.
          Dua poin penting dalam penguatan adalah dinamika proses & faktor yang mempengaruhi penguatan.
v  Dinamika penguatan à agar efektif, penguatan harus terjadi secara bersamaan dengan berpenguat dan terkait langsung dengan perilaku itu sendiri.  Dua proses utama dalam pengkondisian berpenguat adalah variasi(perilai) dan seleksi berdasarkan konsekuensi, misalnya perilaku tikus menciumi pojok sangkar dan melihat atap tidak menyebabkannya mendapat makanan. Perilaku ini tidak menimbulkan penguatan, maka frekuensinya akan menurun. Hal yang juga diperhatikan dalam mendeskripsikan penguatan yaitu tidak semua konsekuensi perilaku berfungsi sebagai penguat
v  Faktor-faktor yang mempengaruhi kontigensi à ada 3 faktor yang mempengaruhi yaitu ketrampilan individual, sejarah penguatan masa lalu dan karakteristik warisan.


 
Prinsip Pembelajaran

Skinner tertarik dengan pendidikan ketika putrinya masuk sekolah. Pada tahun 1950an dia mulai mengaplikasikan pengkondisian berpenguat ke ruang kelas. Dia membuat teknik untuk mengembangkan instruksi atau pembelajaran langkah demi langkah, alat mekanik untuk instruksi yang disebut mesin pengajaran dan teknologi pengajaran di kelas. Karakteristik khusus latar pendidikan berbeda dari karakteristik laboratorium tetapi dinamika perubahan behavioral adalah sama.  Di kelas, keadaan seperti “kesiapan” didefinisikan sebagai seperangkat ketrmapilan atau keahlian yg dimiliki oleh siswa. Ketika seorang pengajar bertanggung jawab menangani 20-30 orang dalam satu waktu, muncul beberpa masalah pembelajaran seperti penguatan positif yg kurang , tertunda waktu lama antara perilaku dan penguatan dan kurang program yg mengarahkan anak ke serangkaian perilaku. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan program stimuli & penguatan ulang yang dipilih secara cermat. Secara ringkasnya, ada tiga asumsi yang menopang pendekatan skinner untuk teknologi pembelajaran yaitu pertama, analisis ekspresimental atas perilaku juga berlaku untuk ruang kelas ; kedua, seperangkat perilaku di kelas mungkin dapat dibentuk dengan cara yang sama seperti perilaku lain ; ketiga, teknologi dibutuhkan untuk memberikan lebih banyak penguatan bagi respons behavioral.

No comments:

Post a Comment