Anggota Kelompok :
10-041 Irene Anastasya
11-006 Nurhikmah
11-016 Gustina Handayani
11-036 Nurfrazina
11-063 Ariansyah
11-096 Pricisilla D
11-006 Nurhikmah
11-016 Gustina Handayani
11-036 Nurfrazina
11-063 Ariansyah
11-096 Pricisilla D
1) Alasan kelompok tertarik untuk
memilih teori Skinner?
a) Karena teori ini paling mudah untuk
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-haru dan efeknya bisa mudah/cepat
dirasakan, dan juga karena masih adanya kekurangan pahaman di masyarakat akan
hal ini. Maka rasanya perlu untuk dipahami agar masyarakat bisa lebih paham
akan hal ini (11-063 Ariansyah) .
b) Teori Skinner sangat menarik ketika membahas mengenai “operant conditioning” dimana melakukan penerapan positive reinforcement dan negative reinforcement dalam membentuk suatu perilaku seseorang. Sama halnya dalam proses belajar, dapat diakui ketika kita ingin membentuk perilaku seseorang untuk belajar diperlukan positive reinforcement seperti ”reward”. Namun yang menjadi hal yang menarik mengenai “apakah setiap proses belajar akan diberlakukan adanya rewadr yang bisa membentuk stiap proses belajar?” dan “apakah setiap proses belajar dapat dibentuk melalui positive reinforcement?” sehingga teori Skinner menjadi begitu menarik (10-041 Irene Anastasya)
c) Karena penerapan teori Skinner tampaknya mudah untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari. Namun, terkadang sulit untuk diterapkan. Tapi sebenarnya teori ini dapat membantu untuk dapat melihat adanya perubahan perilaku dari seseorang (09-014 Rafita)
Dari ketiga pendapat diatas, kelompok berpendapat bahwa teori Skinner merupakan teori yang aplikatif karena teori ini mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kelompok tertarik untuk mengetahui teori Skinner lebih dalam, lebih khususnya teori yang menjelaskan mengenai reinforcement dan punishment.
b) Teori Skinner sangat menarik ketika membahas mengenai “operant conditioning” dimana melakukan penerapan positive reinforcement dan negative reinforcement dalam membentuk suatu perilaku seseorang. Sama halnya dalam proses belajar, dapat diakui ketika kita ingin membentuk perilaku seseorang untuk belajar diperlukan positive reinforcement seperti ”reward”. Namun yang menjadi hal yang menarik mengenai “apakah setiap proses belajar akan diberlakukan adanya rewadr yang bisa membentuk stiap proses belajar?” dan “apakah setiap proses belajar dapat dibentuk melalui positive reinforcement?” sehingga teori Skinner menjadi begitu menarik (10-041 Irene Anastasya)
c) Karena penerapan teori Skinner tampaknya mudah untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari. Namun, terkadang sulit untuk diterapkan. Tapi sebenarnya teori ini dapat membantu untuk dapat melihat adanya perubahan perilaku dari seseorang (09-014 Rafita)
Dari ketiga pendapat diatas, kelompok berpendapat bahwa teori Skinner merupakan teori yang aplikatif karena teori ini mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kelompok tertarik untuk mengetahui teori Skinner lebih dalam, lebih khususnya teori yang menjelaskan mengenai reinforcement dan punishment.
2) Apa yang menjadi poin utama
dalam teori belajar Skinner? Kaitkan pula dengan alasan
kelompok memilih teori skinner!
a)
Antencendents (Penyebab perilaku)
b) Perilaku (Behavior)
c)
Konsekuensi ( Consequences)
Adanya poin tambahan yang penting juga adalah reinforcement & Jadwal penguatan . Adapun
Adanya poin tambahan yang penting juga adalah reinforcement & Jadwal penguatan . Adapun
3 poin utama sejalan dengan alasan
kelompok memilih teori belajar skinner yaitu kelompok
berpendapat kemunculan suatu
perilaku akan menghasilkan suatu konsekuensi. Ketika ingin membentuk suatu perilaku dapat menggunakan
reinforcement positif ataupun negatif ( Adanya
penerapan yang mudah dalam kehidupan sehari-hari).
Namun adanya jadwal penguatan juga
memperlihatkan bahwa pemberian reinforcement juga
harus diperhatikan dan jenis reward yang diberikan terutama dalam
membentuk perilaku belajar.
3) Kaitan antara Teori Kontemporer pengkondisian yang berpenguat Skinner dengan keyakinan Umum Filsafat Konstruktivis-Sosial!
a) Dikatakan bahwa pengetahuan adalah produk dari setting belajar yang dilakukan, jika dikaitkan dengan teori Pengkondisian berpenguat Skinner maka bisa dikatakan bahwa pengetahuan yang di dapat adalah hasil dari adanya penguat yang diberikan secara tepat pada hal-hal yang bisa meningkatkan kemauan belajar, dan tentunya memang pengetahuan sebagai produk ini tidak dapat dipisahkan dari proses belajar itu sendiri.
b) Definisi belajar yang ada tersebut mengatakan bahwa interaksi sosial yang mengonstruksi dan merekonstruksi konteks, pengetahuan, dan makna, hal ini sejalan dengan teori belajar pengkondisian berpenguat Skinner dimana proses belajar yang ada dalam teori ini adalah membutuhkan adanya interaksi antara si pembelajar dengan lingkungannya atau dalam hal ini adalah orang-orang yang ada lingkungannya. Proses belajar yang dilakukan perlu mendapatkan reaksi dari lingkungan berupa positive reinforcement pada hal-hal yang baik yang bisa meningkatkan proses belajar tersebut, dan juga memerlukan negative reinforcement ataupun hukuman pada hal-hal yang bisa menghambat proses belajar, apabila ketiga hal itu dapat berjalan dengan lancar, maka pengetahuan dan makna bisa dikonstruksi secara baik pula.
c) Dikatakan bahwa lokus belajar tidak terbatas pada pikiran individu, terjadi di komunitas partisipan dan didistribusikan di antara sesama partisipan, hal ini juga bisa dikaitkan dengan teori pengkondisian berpenguat Skinner dimana dalam teori ini yang menjadi tempat terjadinya proses belajar itu tidak semata-mata berasal dari pikiran individu, namun juga berasal dari lingkungan, yaitu reinforcement-reinforcement yang diberikan.
No comments:
Post a Comment